Abstrak Model Bisnis mengambarkan rasionalitas tentang bagaimana sebuah organisasi menciptakan, memberikan dan menangkap nilai. Nilai ini bisa beragam baik itu ekonomi, sosial, ataupun bentuk-bentuk lainnya. Istilah model bisnis, karena itu, dipakai untuk ruang lingkup luas dalam konteks formal dan informal untuk menunjukkan aspek inti suatu bisnis, termasuk mencakup maksud dan tujuan, apa-yang-ditawarkan, strategi, infrastruktur, struktur organisasi, praktik-praktik niaga, serta kebijakan dan proses operasional. Salah satu bentuk model bisnis yang berkembang saat ini adalah model bisnis yang berbasis komunitas. Komunitas, menurut Kamus Besar Indonesia, adalah : [n] kelompok organisme (orang dsb) yg hidup dan saling berinteraksi di dl daerah tertentu; masyarakat; paguyuban 2 Dari definisi di atas, kita dapat melihat ada 2 kata kunci, yaitu interaksi dan daerah. Keterikatan antara komunitas dengan daerah dapat terlihat dari tinggalnya mereka di wilayah tertentu. Interaksi dalam komunitas biasanya berbentuk aktivitas yang disukai oleh anggota-nya. Aktivitas ini juga dapat bersifat produktif di area bisnis. Ketika kedua konsep ini disatukan (model bisnis dan komunitas), maka dapat kita gambarkan suatu model bisnis yang mengandalkan nilai-nilai komunitas di dalam aspek bisnis inti yang mereka kembangkan. Salah satu komunitas yang telah menjalankan model bisnis ini adalah komunitas kreatif di kampung Dago Pojok, Bandung.
Komunitas kreatif di kampung Dago Pojok, berdiri karena inisiatif dari seniman bernama Rahmat Jabaril. Kota Bandung, dalam pandangannya, mengalami proses urbabnisasi yang sangat cepat dan melahirkan berbagai permasalahan di dalamnya. Permasalahan masyarakat urban ini tidak bisa dibiarkan dan harus diatasi. Sebagai inisiator, maka ia memulai dari sebuah daerah yang bernama Dago Pojok, Kecamatan Coblong Bandung. Di kawasan yang memiliki 9 Rukun Tetangga (RT) ini, Rahmat mulai berusaha untuk mewujudkan gambarannya tentang komunitas dan kampung kreatif. |